Aku Ingin Menjadi Pemain Sepak Bola
Fala Syam
Fala Syam
1 April 2023 • 3 min read

Aku lahir dan mempunyai Bapak yang penyuka sepak bola dan aku tumbuh besar dikelilingi oleh orang-orang yang menyukai olahraga sepak bola. Sejak kecil aku sudah dibawa Bapak ke stadion, tentu saja untuk menonton sebuah pertandingan sepak bola. Namun begitu, aku menyukai sepak bola bukan karena itu.

kecil entah umur berapa tahun aku sudah bermain PS 1 di rental dekat rumah. Permainan yang sering aku mainkan adalah CTR. Cuma itu. Namun pada suatu saat, aku diajari main permainan Winning Eleven alias gim sepak bola. Waktu itu bagiku gim sepak bola maupun sepak bola adalah hal yang sangat-sangat membosankan bagiku. Ketika Bapak sedang di Rumah dan nonton sepak bola di TV, aku rebut remote dan aku ganti saluran stasiun TV. Yang pada akhirnya Bapak mengungsi ke Rumah Tetangga untuk menonton sepak bola. Itu salah satu kejadian yang aku masih ingat sampai sekarang.

seringnya memainkan gim Winning Eleven di rentalan tersebutlah, aku mulai menyukai sepak bola. Bahkan aku mulai ikut main jika ada yang bermain sepak bola di depan rumah dan menjadi manusia yang paling muda ketika itu. Tebak aku diberi posisi apa saat itu? Jika kamu menebak sebagai Kiper, kamu sangat benar. Bocah yang entah berumur berapa waktu itu, dijadikan sebagai kiper. Ketakutan akan kena tendangan bola yang kencang tetaplah ada.

suatu hari aku merengek minta dibelikan bola oleh Bapak. Kalau diingat-ingat aku cukup sering merengek minta dibelikan bola. Aku juga teringat pernah iuran untuk membeli bola pada waktu kelas 3 SD. Tiap hari memberikan nominal uang yang telah disepakati dari sebagian uang saku. Dan ketika uang sudah cukup, mencapai 50ribuan keatas kalau tidak salah. Aku beserta teman sekelas membeli bola tersebut. Dan yang masih aku ingat bola tersebut yang awalnya bulat sampai berbentuk lonjong karena dipakai bermain di sungai.

ke gim Winning Eleven, karena seringnya aku main gim tersebut aku sampai menjadi jago (siap Bang Jago!). Satu-persatu abang jago rentalan pernah aku kalahkan. Satu-persatu aturan sepak bola juga aku pahami, mulai dari Corner Kick, Offside dan tentu saja Handball. Karena seringnya aku bermain sepak bola di sore hari, aku mulai berpikir untuk bercita-cita menjadi pemain sepak bola. Aku sangat-sangat ingin menjadi pemain sepak bola. Karena aku sangat suka menyukai permainan ini. Semakin sering bermain dan menonton sepak bola aku semakin menyukainya. Karena aku ingin menjadi pemain sepak bola, aku berkeinginan untuk masuk SSB. Aku bilang kepada Bapak. Dan keinginan itu oleh Ibu ditolak, karena akan mengganggu sekolah soreku alias TPQ. Aku sempat menentang alasan itu. Tapi bagaimanapun tetap ditolak. Beberapa tahun lalu pernah ditawari Bapak untuk masuk SSB atau Akademi. Namun aku tolak dan bilang sudah telat. Aku ungkit kembali keinginanku yang dulu pernah ditolak.


Sampai kapanpun, aku ingin menjadi pemain sepak bola.